Aku masih berfikir, mereka melihatku dengan sebelah mata,
ada yang memandangku dengan penuh rasa terkagum, sesungguhnya mereka belum
mengenalku karena aku wanita biasa dan mempunyai banyak kekurangan. Ada yang
memandangku penuh dengan rasa benci, sesungguhnya mereka belum mengenalku
karena aku sangat tidak menyukai kebencian.. Aku berusaha untuk memberikan yang
terbaik untuk mendapatkan ridho Allah dan kedua orang tuaku. Berharap ini yang
terbaik.
Hari-hari aku lewati dengan normal. Aku melihat manusia di
sekelilingku masih menggunakan topeng kemunafikan di hidupnya. Aku mulai merasa
bosan dan enggan melihat mereka. Aku tersadar dan berpaling mengikuti jejak
langkahku sendiri. Cahaya mentari aku lawan. Aku terus tersenyum menantang
dunia.
Dalam urusan pelajaran, terkadang aku berfikir aku hanya
kurang percaya diri, aku bisa saja mendapatkan nilai maksimal yang memuaskan
jika aku rajin. Tapi sayangnya aku tidak terlalu rajin dan terkadang selalu
jenuh dengan pelajaran yang seakan-akan membuat mataku tertusuk. Ini menyiksa. Aku
mulai belajar untuk percaya diri, karena pernah seketika. Teman sebangku ku,
sebut saja namanya merah jambu, partner yang asyik dan baik. tapi saat ulangan
matematika aku sangat tidak puas karena aku memberikan jawabanku kepadanya dan
ternyata setelah diumumkan hasilnya dia lebih besar nilainya dibanding aku. Dan
saat ulangan bahasa inggris, aku sudah menyelesaikan soal bahasa inggris dan
seketika teman disampingku bertanya tentang jawaban yang aku miliki, dan dia
menjawab dengan jawaban yang beda dan masuk akal. Sehingga aku terpengaruh
untuk menggantinya, setelah dibagikan nilai hasilnya ternyata jawaban aku yang
sebenarnya itu betul. Lagi-lagi aku kurang percaya diri. Harusnya aku tidak
mudah terpengaruh . aku selalu mengambil hikmah dari semua ini, mungkin Allah
sedang memberikan peringatan terhadapku. Sekarang aku mulai untuk menutup diri
saat ulangan harian. Kecuali saat dalam pelajaran, jika ada teman yang bertanya
dengan semampuku aku menjawab pertanyaan temanku dan menjelaskannya. Sekarang aku
mulai menerapkan prinsip belajar subuh . insyaAllah bisa. Sesudah tahajud
langsung belajar itu masuk otak sekali J
Dalam urusan keluarga, aku tergolong kedalam anak yang
bandel tapi nurut, ini sulit dijelaskan, padahal dikalangan usia sebayaku aku
jauh sekali di atas mereka, maksud nya aku masih di dalam garis kewajaran,
hanya saja peraturan dirumahku sangat ketat, terkadang membuat aku serasa
berada dalam lingkungan penjara saja. Tapi keadaan keluarga yang harmonis dan
islamiah membuat aku betah berada dirumah dan nyaman-nyaman saja berada dalam
lingkungan keluargaku. Aku mengerti, peraturan itu membuat hidup kita menjadi
disiplin. Dan itu adalah perintah nabi. Oh ya kembali tentang topik awal dalam
urusan keluarga aku tergolong anak yang bandel karena jika dibandingkan dengan
teteh aku sangat jauh., pada saat jaman saudara perempuanku (teteh/kaka) dia
tergolong kedalam wanita yang alim. Rajin dan nurut kepada orang tua, sehingga
aku lebih terlihat nakal, kurang nurut. Nakal disini yaitu aku terkadang masih
sering pulang larut sore yang menyebabkan mamah marah dan khawatir. Pernah seketika,
ada tugas lomba bahasa arab aku meminta izin untuk dibuatkan pidato bahasa
arab. Saat itu adalah hari kamis, karena pulang sekolah itu pukul 2 sore dan
ada acara bulan bahasa disekolah, jadi aku harus menunggu temanku yang menjadi
reporter sekolah untuk meliput acara bulan bahasa alhasil aku menunggunya
hingga sore, dan baru bisa mengerjakan pidato bahasa arab itu pukul 5 sore. Karena
waktu yang mendesak dan aku masih berada dirumah guru agama untuk mengerjakan
pidato itu akhirnya dengan sangat terpaksa aku lanjutkan. Hingga pukul setengah
6 masih berada dijalan. Perasaan sudah tidak nyaman saat perjalanan pulang. Dan
ternyata benar saja aku kena semprot. Katanya ini sudah bukan jam untuk
mengurusi urusan sekolah. Dan anak perempuan itu tidak boleh pulang magrib. Dengan
berbagai alasan aku mencoba untuk menjelaskan, tapi tetap saja orang tuaku
mempunyai jawaban tentang tugas-tugas
sekolah karena pada jaman tetehku sekolah dulu tidak ada kegiatan yang sampai
larut magrib. Aku disama-samakan dengan tetehku karena kita bersekolah pada
tempat yang sama hanya saja waktu dan zaman yang berbeda. Tapi, aku mencoba
untuk menjadi anak yang berbakti kepada orangtuaku dengan caraku sendiri,
dengan aku ingin membuktikan kepada kedua orangtuaku bahwa mereka bangga
memiliki putri seperti aku. Aku ingin sekali menjadi wanita sholehah yang
membawa rizki bagi kedua oarngtuanya. aku mendengar pepatah islam “ harta yang
paling berharga yang dimiliki oleh kedua orangtua adalah seorang yang soleh dan
solehah” karena amalah yang tidak akan pernah putus setelah meninggal adalah do’a
anak yang sholeh. Aku ingin belajar ilmu agama lebih dalam. Demi mendapatkan
ridho Allah lewat ridho orang tuaku..
Dalam urusan persahabatan, aku sangat suka bersahabat. Dengan
siapapun. Orang yang jahat kepadaku aku anggap mereka masih belum memahamiku. Aku
selalu mendengarkan curhat dari teman-teman sekitarku, bukan hanya sahabat. Teman
yang aku kenal terkadang aku merasa nyaman dan dekat, karena kita bersahabat
dan bersaudara karena Allah, bagi aku, sahabat adalah orang yang selalu ada
disaat kita bersedih dan bergembira, aku bersyukur atas anugrah Allah karena
aku telah dikirmkan sahabat-sahabat yang mengerti aku, aku pun mencoba untuk
selalu ada disaat mereka membutuhkanku. Aku sangat menyayangi sahabatku, pernah
suatu ketika aku memiliki seseorang sahabat yang baik hati, cantik, walaupun
akhlaknya aku rasa dia masih sangat butuh penerang jalan kehidupan, tapi aku
sangat yakin dia mempunyai pribadi yang baik dengan kelembutan hatinya. Pribadi
yang muslimah juga walaupun masih hanya sekedar ikut-ikutan sebuah organisasi
karena organisasi kita sama yaitu forkis (forum silaturahmu islam) dia memang
akhir-akhir ini berubah, sering susah sekali diajak untuk shalat karena lebih
suka mengobrol dengan pacarnya, aku bukan mau melarang dia pacaran karena itu
hak dia. Aku hanya tidak ingin dia meninggalkan kebiasaan baiknya. Dalam do’a
ku aku sebut selalu nama sahabat-sahabatku karena aku sayang mereka :*
Satu lagi, dalam urusan percintaan, aku rasa aku memang menunjukan kemunafikan kepada lawan jenis. Aku pernah melakukan kesalahan menurutku yaitu membiarkan sesosok makhluk Allah tinggal dalam hatiku. Aku selalu mengatakan ‘Aku tidak menyukaimu dan tidak mempunyai rasa apapun terhadapmu’ padahal dalam hati ini aku berkata ‘Aku menyayangimu karena Allah’ semua ini aku lakukan semata-mata untuk menjaga diriku sendiri, aku sedang tidak ingin menjalankan sebuah ikatan setan. Yah itu sangat berbahaya meskipun terkadang sering terbesit untuk melakukan sebuah ikatan karena perasaanku yang sekarang. Tapi aku memutuskan untuk melakukan kemunafikan agar semua itu tidak terjadi, aku menjaga perasaanku hingga saatnya tiba. Biar waktu yang menatanya dengan rapih.
aku selalu berfikir. Rencana apalagi yang akan Allah
turuntkan kepadaku. Semuannya aku rasa sempurna. Rahmatnya, karunianya, selalu
aku rasakan. Bahkann hembusan nafasku saat ini tak dapat aku hitung dan aku
masih berfikir dengan apa aku membalas rahmat Allah yang begitu besar sedangkan
aku adalah manusia yang masih jauh dalam kesempurnaan ibadah ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar