aku duduk sendiri di antara keramaian,
aku memandang langit yang enggan di pandang.
aku sendiri. duduk menanti. berbicara kepada angin yang seolah hendak menerkamku
meratapi perapian yang kian berkobar.
aku sedih di antara kesenangan dan keramaian
aku berjalan tertatih di antara keramaian
tertinggal mengikuti arus
memberikan senyuman palsu kepada mereka
memberikan tawa palsu kepada mereka
sesungguhnya hati terus menjerit.
tersenyum demi mereka tersenyum
aku menyusuri lembah hitam bersama angin
aku mennyelami samudra luas bersama ombak
tak kutemukan dimana kamu?!
tak kulihat tanda kehadiranmu?!
bahasa isyaratku tak kian berakhir
bahasa isyaratku mengiringi kisah kita
aku perempuan. hendaknya kau berfikir tentang ini.
sandiwara yang ku lakukan tak kunjung berakhir.
alunan cintaku tak berhenti meneteskan air mata
menunggu engkau tersadar dari tidurmu
hingga kini penantian ini tak kunjung lelah.
penantian ini tak kunjung pergi dari benaku.
apa yang terjadi? entahlah. aku pun tak mengerti
biarkan bintang yang indah menjawabnya
biarkan bulan yang hadir disetiap malammu menyaksikanku
 |
| bertahan dan menanti |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar